Review Film : The Imitation Game

Film ini menceritakan tentang keberhasilan seorang matematikawan yang bernama Alan Turing dalam memecahkan teka-teki yang dibuat oleh Jerman untuk menjaga kerahasiaan informasi pada perang dunia ke-II. Teka-teki ini dibuat oleh Jerman dengan bantuan mesin yang disebut dengan “Enigma Mesin”. Film yang berdurasi 1 jam 54 menit, yang diarahkan oleh Suzie Shearer, melalui visualisasi buku yang berjudul “Alan Turing, The Enigma” yang ditulis oleh Andrew Hodges.

Dalam film ini kita akan mengikuti alur yang  maju-mundur, dan film ini juga menceritakan masa kecil sang tokoh utama yakni Alan Turing, tepatnya saat beliau masih bersekolah. Dia memiliki seorang teman yang bernama Christopher Morcom, dalam kesehariannya mereka selalu bertukar surat kabar yang pesannya hanya dapat dibaca oleh mereka berdua, hal itu dikarenakan mereka suka bidang Kriptografi, namun tidak lama kemudian sahabatnya dikabarkan meninggal karena penyakit yang dideritanya sebelum mereka berdua lulus. Sebelum meninggal dia mengirim pesan yang berisi “I love you”. Sehingga disini kita dapat mengetahui bahwa Alan Turing memiliki sifat menyukai sesama lelaki (Guy). Selain itu, Alan juga seorang yang pendiam namun kecerdasan yang dimilikinya diatas rata-rata. Dia sering dibuli oleh teman-temannya karena dia berbeda dengan anak-anak yang lain. Ada satu kalimat yang Alan ingat dari Christopher yaitu “Terkadang hanya orang yang tak diduga-lah yang bisa melakukan hal diluar dugaan.”. Oleh karena Alan mencintai temannya tersebut, maka Alan menamai mesin ciptaannya dengan nama “Christopher”.

https://www.variety.com

Dalam menyelesaikan mesin tersebut, Alan dibantu oleh teman-teman yang ahli memecahkan sandi, diantara, Hugh Alexander, Detective Robert Nock, John Cairncross, dan seorang wanita yang juga sebagai tunangannya yaitu Joan Clarke. Disini terlihat Alan memiliki sifat sombong karena merasa dirinya lebih hebat, selain itu dia sering memisahkan diri dengan teman-temannya. Meskipun begitu dia tetap orang yang baik, serta sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikan.

Film ini juga menampilkan beberapa video asli perang dunia ke-2 sehingga hal itu membuat kita sebagai penonton dapat merasakan hal yang dirasakan oleh para pemain yang berakting di sana. Jika dilihat dari segi kualitas video, warna yang ditampilkan kurang bagus, namun itu hal yang wajar karena film ini menceritakan kisah yang terjadi pada tahun 1930-an.

Adapun, film ini tidak menampilkan latar tempat yang berfungi untuk memperjelas tempat syuting, seperti bangunan-bangunan ikonik, keterangan dalam video dan sebagainya. Dalam film ini juga sedikit menampilkan latar tempat musuh yakni Jerman, sehingga film ini hanya berpusat pada kehidupan sang tokoh utama yang hidup di Britania Raya. Meskipun begitu, latar waktu dalam video ini cukup bagus.

Alan Turing meninggal pada tanggal 7 Juni 1954, tepat setelah 1 tahun menjalani perawatan medis untuk mengurangi sifat suka sesama lelaki. Hal itu juga menjadi penutup dari film ini.

Dari film ini kita dapat menjadikannya sebagai motivasi untuk para generasi muda agar tetap mencintai tanah air. Selain itu juga film ini dapat membuat para penontonnya untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menggapai impian, yakni jangan menyerah, terus menerus mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s